Minggu, 14 Desember 2014

Kamis, 27 November 2014

Kota Mataram merupakan sebuah kota otonom yang merupakan ibukota Provinsi Nusatenggara Barat (NTB). Kota Mataram memiliki jumlah penduduk 423.210 jiwa (tahun 2012) menempati wilayah seluas 61,30 km2, sehingga kepadatan penduduknya 6.846 jiwa per km2. Kecamatan dengan penduduk paling banyak dan paling padat ialah Ampenan.

Masalah Sampah Jegal Kota Mataram Raih Adipura
Description: Masalah Sampah Jegal Kota Mataram Raih Adipura

Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram terus berjuang untuk merebut Piala Adipura tahun ini. Pengelolaan sampah di Kota Mataram masih sulit dilakukan karena rendahnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya. 

Salah satu cara mengatasainya dengan membuat Bank Sampah Masyarakat. Di sana masyarakat dapat menukar sampahnya dengan uang yang masuk ke buku tabungannya.

“Kebersihan itu sebagaian daripada iman. Motivasi itu ke sanalah. Orang selalu menganggap bahwa kebersihan itu, itu menjadi pokok dasar kebutuhan kita bersama. Bersih itu kan sehat juga.

Seperti diketahui, sampah yang belum bisa dikendalikan di Kota Mataram hingga 1.221 meter kubik per hari menjadi salah satu penyebab Piala Adipura belum bisa diraih. Masalah sampah ini membuat Kota Mataram selama 2 tahun terakhir tidak mendapatkan piala itu. Padahal Kota Mataram selalu langganan mendapat Adipura selama 9 kali berturut-turut.

Inilah 6 Program Unggulan Sanitasi Kota Mataram

Sanitasi menjadi perhatian pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Timur (NTB). Meski sanitasi dianggap sesuatu yang tidak enak dipandang dan tidak enak dicium karena berurusan dengan sampah, limbah, dan perilaku BAB sembarangan, urusan ini sangat mulia dan merupakan pelayanan dasar bagi masyarakat.
"Saya sendiri tidak akan rela kalau urusan sanitasi ini terus-menerus menjadi masalah," tegas Walikota Mataram Ahyar Abduh di hadapan peserta City Sanitation Summit XIII di Mataram, Rabu (18/9).
Tak heran, Kota Mataram pun memacu pembangunan sektor sanitasi tersebut. Ahyar menjelaskan, pemkot memiliki enam program unggulan di sektor ini. Program ini telah berjalan dan menunjukkan hasil yang menggembirakan. Program itu adalah:
1. Gerakan Lisan (Lingkungan dengan Sampah Nihil).
Ini merupakan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat (Community Based) menuju penguatan kapasitas masyarakat (Community Capasity Building) dalam bidang pengelolaan sampah melalui sosialisasi, pelatihan, dan dukungan sarana.
Gerakan ini adalah Rekayasa Sosial (Social Engineering) dalam bidang pengelolaan (manajemen) persampahan. Implementasinya berupa barter sampah plastik dengan raskin, sedekah sampah plastic, pengolahan sampah organic, dan kerajinan berbahan baku sampah plastik.
2. Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat)
Ini merupakan program nasional dalam peningkatan kualitas lingkungan di bidang sanitasi khususnya pengelolaan air limbah yang diperuntukkan bagi kawasan padat kumuh miskin (PAKUMIS) perkotaan dengan menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat.
Lokasi pelaksanaan Sanimas di Kota Mataram yaitu di Lingkungan Rungkang Jangkuk Kelurahan Sayang-Sayang Kecamatan Cakranegara.
Pelaksanaan Sanimas disinkronkan dengan pelaksanaan sosialisasi PHBS dan pemicuan STBM oleh Dinas Kesehatan serta pendampingan oleh kader Posyandu serta unsur masyarakat lainnya telah berhasil mengubah kondisi Lingkungan Rungkang Jangkuk dari wilayah dengan jumlah masyarakat yang buang air besar sembarangan tertinggi menjadi bebas buang air besar sembarangan.
3. Jamban Panca Warga
Jamban Panca Warga merupakan Jamban yang dibangun untuk 5 (lima) keluarga yang berdekatan/bertetangga. Program ini dapat mengatasi kelemahan pembangunan jamban/WC umum yang ada selama ini karena tidak membutuhkan lahan yang luas, sehingga cocok untuk daerah perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan akibat tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Program ini pun lebih menjamin operasional & maintenance (perawatan) fasilitas jamban.
Di Kota Mataram, pembangunan Jamban Panca Warga dilakukan oleh Dinas Kesehatan sebagai bentuk reward kepada warga yang telah memiliki komitmen untuk merubah perilaku sanitasinya sebagai hasil kegiatan pemicuan STBM dan soaialisasi PHBS.
4. TPA Sanitary Landfill
Sampah yang berasal dari Kota Mataram dibuang pada satu Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang berlokasi di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, berjarak ± 20 km dari Kota Mataram yang dikenal dengan sebutan TPA Kebon Kongok. TPA ini luasnya
8,6 ha termasuk sarana dan prasarananya, dan menggunakan sistem Sanitary Landfill. Kapasitas TPA untuk penimbunan adalah 297.500 m3. Di waktu mendatang TPA Kebon Kongok akan diperluas dengan target perluasan lahan dapat mencapai 20 Ha. Selain perluasan lahan TPA, untuk memperpanjang masa pakai TPA dilakukan dengan program terpadu yang melibatkan seluruh SKPD dan unsur masyarakat . Seperti pelaksanaan program 3R, LISAN dan Bank Sampah.
5. Bank Sampah
Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 4R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat. Bank sampah juga dapat dijadikan solusi untuk mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan. Di Kota Mataram, pelaksanaan Bank Sampah disinergikan dengan pelaksanaan Program Lisan di Kecamatan Selaparang. Bank Sampah Dikelola oleh Kelompok Kerja (Pokja) Lingkungan dan Kelompok Kerja (Pokja) Sekolah. Keuntungan yang dipoleh Bank Sampah akan kembali ke masyarakat selaku customer (nasabah) sekaligus producer.
6. Relawan Kota Mataram
Relawan Kota Mataram merupakan sebuah kelompok yang terbentuk berdasarkan kesamaan keinginan dan kepedulian anggotanya untuk mewujudkan Kota Mataram yang bersih dan sehat. Mereka bekerja secara sukarela tanpa adanya dukungan anggaran dari Pemerintah Kota Mataram. Kegiatan yang dilakukan antara lain bersama masyarakat bergotong-royong membersihkan sungai/saluran drainase, melakukan sosialisasi kepada masyarakat, serta kegiatan lain yang berdimensi penyehatan lingkungan.

Atasi pencemaran melalui program restorasi kali
Mataram, (Antara Mataram) - Kondisi sejumlah kali di Provinsi Nusa Tenggara Barat kini semakin memprihatinkan. Saat ini kali sudah berubah fungsi sebagai "bak sampah". Bahkan menjadi "jamban" tempat buang air besar. 

Kebiasaan sebagian masyarakat yang membuang sampah dan buang besar di kali itu mengakibatkan terjadi pencemaran. Berdasarkan hasil pemantauan dan pengujian kualitas air menunjukkan bahwa sejumlah kali di Pulau Lombok sudah tercemar. Kondisi ini tidak berbeda jauh dengan Pulau Sumbawa.

Ironisnya air kali yang sudah tercemar itu masih dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk keperluan mandi cuci kakus atau "MCK". Mereka tidak memahami bahwa air kali yang sudah tercemar itu akan menimbulkan berbagai penyakit.

Hasil pemantauan dan pengujian kualitas air sungai yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian Provinsi Nusa Tenggara Barat pada 2012 menunjukkan tingkat pencemaran hampir seluruh sungai di daerah ini memprihatinkan.

Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) Provinsi NTB H Syamsul Hidayat Dilaga mengatakan pada 2012 pihaknya melakukan pemantauan dan pengujian kualitas air di sejumlah sungai yang berada di lintas kabupaten/kota di daerah ini.

Tahun 2012 BLHP melakukan pemantauan dan pengujian kualitas air kali kelas II di Pulau Lombok, yakni di Kali Meninting, Ancar, Babak, Jangkuk dan Kali Dodokan. Pada pemantauan tersebut kita melakukan lima kali pengambilan sampel.

Di kali Jangkuk yang membelah kota Mataram, yang cukup menonjol untuk parameter di atas nilai baku mutu adalah indikator bahan-bahan organik yang ada di sungai adalah, indikator bahan kimia, biologi dan indikator kandungan Eschericia coli (E-coli).

"Kondisi ini tidak jauh dengan sungai-sungai lain di Pulau Lombok maupun di Pulau Sumbawa untuk indikator di atas nila baku mutu Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Deman (COD) dan kandungan bakteri E-coli.

Menurut dia, untuk Kali Jangkuk dari indikator BOD rata-rata di atas 10 miligram (mg) per liter, sementara baku mutu 3 mg per liter dan untuk COD mencapai 50 hingga 70 mg per liter dari nilai baku mutu 25 mg per liter.

Menurut dia, yang cukup tinggi adalah indikator E-coli yang mencapai di atas 10.000 per most probable number (mpn) dari standar baku mutu 1000 mpn per liter dan total coliform mencapai 15.000 mpn 

per liter.

Ia mengatakan, permasalahan yang muncul berkaitan dengan sumberdaya air adalah penurunan kualitas air pada beberapa sungai dan sumur, secara fisik (parameter pH, jumlah zat padat terlarut (TDS) dan daya hantar listrik (DHL)) sungai-sungai dan sumur yang ada di Provinsi NTB memang masih dalam kondisi normal.

Namun, katanya, secara kimia dan biologi, bebertapa sungai dan sumur terindikasi pencemaran berdasarkan kriteria baku mutu kualitas air sebagaimana diatur dalam PP No. 82/2001.

Menurut dia, parameter kimia yang terindikasi sebagai bahan pencemar adalah amonium (NH4), pospat (PO4), detergen (MBAS), logam larut Mangan (Mn), Nitrit ((NO2), Flourida (F) dan Besi (Fe).

Sejumlah kali NTB yang terindikasi pencemaran adalah sungai Pagesangan di Kota Mataram. Pencemaran kimia di sungai ini telah melampuai baku mutu air kelas II untuk kadar poapat, detergen, nitrit. BOD yang terukur disungai ini cukup tinggi berturut-turut 0,24-0,26 mg per liter, 0.04-0,82 mg per liter, 0,1 mg per liter dan 3,1-5,6 per liter.

Selain itu, Sungai Meninting (Lombok Barat) yang terindikasi pencemaran detergen dengan kadar 0,08 -0,12 mg per lieter, kadar BOD sebesar 5,9 mg per liter dan sungai ini juga tercemar bakteri e-col.

Sementara Kali Manhal di Lombok Tengah telah melampaui baku mutu kualitas air kelas II untuk papameter pospat, detergen dan BOD dengan nilai berturut-turut 0,32 mg per liter, 0.05-0,011 mg per liter dan 3,8-7,9 mg per liter.

"Seharusnya sungai ini seharusnya kita pelihara dan lindungi agar tidak tercemar, namun karena ketidaktahuan atau memang perilaku membuang limbah di sembarang tempat belum bisa dihilangkan hingga sekarang ini," katanya. 

Terjadinya pencemaran sungai tersebut, antara lain karena sebagian masyarakat masih membuang sampah dan buang air besar di sungai. Mereka menganggap sungai sebagai "bak sampah", tanpa memikirkan kebersihan sungai.


Ruang Terbuka Hijau Atau Mataram Zoo?
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8wQ-bHf0CMv5aC7jX3UYFEtPXVDD0BFt_zWvdrVy70Yce4raUNZRON67RirL6qLD97yOT6Bj7ERDSvJTFxOndji75EXGjgooM2gWwuRABlq9X5EiO2IAO_FoW-nF1_FdWWZTxga-VFsg/s320/thumbnail.aspx.jpgmellbao.  Tanggal 5 juni kemarin adalah hari lingkungan sedunia, namun perayaanya tak begitu jelas terdengar atau terlihat.  Tapi setidaknya, hari itu masih teringat juga walaupun oleh sebagian kecil masyarakat. Dibeberapa kampus misalnya ada juga mahasiswa terutama yang memang aktif mengurus masalah lingkungan membuat acara kecil-kecilan untuk memperingatinya.  Sekedar membentangkan spanduk, bagikan pamflet atau membaca puisi lingkungan.  Dari pihak swasta, POCARI LOMBOK yang memang sudah dikenal peduli sekali pada masalah lingkungan juga memeriahkan acara hari lingkungan sedunia itu dengan melakukan aksi pungut sampah di seputaran taman sangkareang mataram.  Bagaimana dengan Pemkot Mataram? Hari Lingkungan Sedunia hanya numpang lewat saat dibaca di koran-koran, tidak ada perayaan yang memang dikhususkan untuk memperingati hari lingkungan itu.  

Mataram – Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan kualitas air sungai di Kota Mataram makin parah karena kandungan zat kimia dan bakteri berbahaya melebihi standar baku.
“Kandungan bakteri ‘escherichia coli’ (e-coli) di sungai-sungai yang melintasi Kota Mataram, seperti sungai Jangkok, sudah diambang batas. Kalau dari sisi kimiawi juga diperkirakan sudah diambang batas,” kata Kepala Balai Laboratorium Lingkungan, BLHP Provinsi NTB Gatot Soesanto di Mataram, Selasa.
Seusai menjadi narasumber dalam dialog publik terkait hari Lingkungan Hidup Sedunia, ia mengatakan, penyebab rendahnya kualitas air sungai di Kota Mataram, tidak lepas dari pola hidup masyarakat yang masih memanfaatkan sungai sebagai tempat membuang sampah.
Kebiasaan buruk tersebut disebabkan terbatasnya sarana bak sampah di pinggir jalan atau sungai dan kendaraan pengangkut sampah rumah tangga.
sudah memiliki kamar mandi, cuci dan kakus (MCK)


http://www.portalkbr.com/nusantara/nusatenggara/2594961_4265.html
http://www.sanitasi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1394:inilah-6-program-unggulan-sanitasi-kota-mataram-&catid=46:cerita-lapangan&Itemid=139
http://www.antarantb.com/print/24618/atasi-pencemaran-melalui-program-restorasi-kali
http://mellbao.blogspot.com/2012/06/ruang-terbuka-hijau-atau-mataram-zoo.html
http://sumbawabaratnews.com/?p=5379

Jumat, 21 November 2014



Le onde dell'oceano colpito le dita
pronto per essere trascinato in un'onda folle
La luna nuova arriverà
La tempesta infuria per l'uomo
sporco verso il cielo
rendendo persone malate
Caduta notturna in aria sporca
il nostro mondo è pieno di auto e moto
Questa vita non è solo di amare le persone,
ma anche l'amore della terra
(bhs Italia)

Gelombang laut menerpa jemariku
siap untuk terseret dalam gelombang edan
bulan baru akan datang
Badai mengamuk kepada manusia
kotoran naik ke langit
membuat orang-orang sakit
Malam rebah dalam udara kotor
dunia kita penuh dengan mobil dan motor
hidup ini bukan hanya tentang menyayangi orang,
tetapi juga mencintai bumi