Laju reaksi dan fator – faktor yang
mempengaruhinya
Standar kompetensi : mengidentifikasi faktor – faktor yang mepengaruhi laju reaksi
Kompetesi dasar : 1. Laju reaksi dan orde reaksi
2. mejelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi
laju reaksi
a.
Kosentrasi kemolaran
Definisi:
yang dimaksud dengan konsentrasi dalam satuan
M adalah jumlah zat terlarut tiap 1 meter (100ml) larutan.
Untuk
larutan yang berasal dari zat padat yang dilarutkan dalam suatu pelarut
tertentu (misalnya air) maka untuk membuat larutan dengan satuan molaritas
didapatkan hubungan antara kemolaran dengan jumlah mol dan volume larutan dapat
dituliskan sebagai berikut.
Rumus
kemolaran:
M = α × 1000
Mr V
Keterangan:
M = kemolaran (M)
Mr = massa molekul relative zat terlarut
(gram)
V = Volume larutan (ml atau L)
α =
massa zat terlarut (gram)
contoh:
sebayak
5,85 gram NaCl dilarutkan dalam air sehingga volumenya menjadi 250 ml.
Berapakah konsentrasi larutan tersebut? (Ar Na = 23 dan Cl = 35,5)
jawab :
Mr NaCl =
58,5
M = α ×
1000
Mr V
= 5,85 g ×
1000
58,5 gmol-1 V
= 0,4 M
b.
Laju reaksi
Definisi
laju reaksi:
Laju atau
kecepatan reaksi adalah sebagai berkurangnya julah konsentrasi pereaksi
persatuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi persatuan
waktu. (satan waktu berupa: detik, menit, jam, hari atau tahun).
Rumus:
A → B
V = +∆[A]
= -∆[B]
∆t ∆t
Dimana:
V =
kecepatan/laju raksi ∆t
= perubahan waktu
∆[A] =
perubahan konsentrasi A (-)
= berkurangnya konsentrasi A
∆[B] =
perubahan konsentrasi B (+)
= bertambahnya konsentrasi B
C. persamaan
laju reaksi
Contoh:
A A + b B
→ c C + d D
Hukum
laju:
Laju
reaksi = K[A]m [B]n
Keterangan:
K =
ketetapan laju
m = orde
(tingkat) reaksi terhadap preaksi A
n = orde
(tingkat) reaksi terhadap preaksi B
[A],[B} =
konsentrasi dalam molaritas pangkat m dan n ditentukan dari data percobaan
Pengertian Orde Reaksi
Orde reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat
dari konsentrasi komponen itu, dalam hukum laju. Contohnya, reaksi dengan hukum
laju persamaan v = k[A][B] merupakan orde pertama
dalam A dan orde pertama dalam B.
Orde keseluruhan reaksi merupakan penjumlahan orde semua komponennya. Jadi,
secara keseluruhan hukum laju dalam persamaan tersebut adalah orde kedua.
Penerapan Orde Reaksi
Reaksi tidak harus mempunyai orde
bilangan bulat. Demikian halnya dengan reaksi fase-fase. Contohnya, jika reaksi
mempunyai hukum laju:
v = k[A]1/2[B]
maka reaksi ini mempunyai orde
setengah dalam A, orde pertama dalam B, dan secara keseluruhan mempunyai orde
satu setengah. Jika hukum laju tidak berbentuk [A]x[B]y[C]z
. . ., maka reaksi itu tidak mempunyai orde. Hukum laju yang ditentukan secara
eksperimen untuk reaksi fase gas:
H2 + Br2
2 HBr
adalah v = {k[H2][Br2]3/2}
/ { [Br2] + k'[HBr]}
Walaupun reaksi ini mempunyai orde pertama dalam H2, tetapi ordenya terhadap
Br2, HBr dan keseluruhan, tidak tertentu (kecuali pada kondisi yang
disederhanakan, seperti jika [Br2] >> k' [HBr]).
Hukum laju berasal dari eksperimen, dan umumnya tidak dapat diduga dari
persamaan reaksi. Contohnya, reaksi hidrogen dengan brom mempunyai stoikiometri
sangat sederhana, tetapi hukum lajunya sangat rumit. Demikian pula dengan
dekomposisi termal dari nitrogen(V) oksida:
2 N2O5 (g)
4 NO2 (g) + O2 (g)
v = k[ N2O5]
dan reaksinya merupakan orde
pertama. Walaupun demikian, dalam beberapa kasus, hukum lajunya menggambarkan
stoikiometri reaksi. Inilah halnya dengan oksidasi nitrogen(II) oksida, yang
pada kondisi tertentu mempunyai hukum laju orde ketiga:
2 NO (g) + O2 (g)
2 NO2 (g)
v = k[ NO]2[O2]
Beberapa reaksi mentaati laju reaksi ke nol, dan karenanya mempunyai laju yang
tidak bergantung pada konsentrasi reaktan (selama masih ada sejumlah reaktan).
Jadi, dekomposisi katalitik dari fosfin pada wolfram panas tekanan tinggi
mempunyai hukum laju: PH3 terdekomposisi pada laju tetap sampai
habis seluruhnya. Pada saat itulah reaksi berhenti dngan tiba-tiba. Hanya
reaksi heterogen yang dapat mempunyai hukum laju dengan orde ke nol secara
keseluruhan
v = k
Pernyataan itu menunjukkan adanya tiga masalah. Pertama harus mencari cara
menentukan hukum laju dan mendapatkan konstanta laju dari data eksperimen.
Kedua harus mencari cara untuk menyusun mekanisme reaksi yang konsisten dengan
hukum laju. Ketiga harus menjelaskan tentang nilai konstanta laju dan tentang
ketergantungan konstanta laju itu pada temperatur.
Daftar pustaka
Yuliadi. 200. Memahami kimia SMK
Kelas XII. Bandung : Arfino Raya
Setyawan Anifah Arifatun. 2007.
Klaten : Cempaka Putih
Purba Michael. 2009. Siap UN Ujian
Nasional Kimia SMA/SMK,. Jakarta : Erlangga
Puji Indrastuti. Sri Widayati. 1991.
Evaluasi Kimia 3. Klaten : Intan Pariwara
Unggul Sudarmo,Mpd. 2004. Kimia SMU 2. Bandu